Jumat, 31 Mei 2019

AL (1of?)

*A_A*
Di sebuah taman tidak jauh dari bangunan tua bercat putih terlihat seorang gadis cantik berkulit seputih susu sedang duduk di bawah sebatang pohon rindang dengan santainya. Ia sedang asyik menulis di buku kumpulan cerpennya, bahkan saking seriusnya menulis, ia tidak sadar akan kehadiran seorang laki-laki seumurannya yang sudah berdiri di belakangnya.
“Dor!” dengan sengaja laki-laki itu menepuk pundak sang gadis tiba-tiba, mengagetinya. Dan benar saja, sang gadis berteriak kaget dan buku yang sedang ditulisnya jatuh terlempar tanpa sengaja.
“Astaga! Aldo!” Dengan kesal gadis cantik itu memukul serta mencubit lengan, pundak bahkan sampai wajah sang lelaki berkali-kali.
“Ahaha, aw, aw, ampun..”
“Kamu tuh suka banget ya liat aku kaget.”
“Aw, iya iya maaf.. Udah dong jangan dipukul lagi, nanti wajah tampanku jadi babak belur.” Aldo segera menggenggam kedua tangan gadis yang memukulnya itu.
“Ish..”
“Jangan cemberut gitu dong,”
“Lepasin tangan aku! Kamu nyebelin!” Alya, nama sang gadis yang memukul Aldo itu kembali duduk dan mengambil bukunya yang sempat terlempar tidak jauh dari duduknya.
“Udah dong ngambeknya, kamu gak kangen sama aku, hm? Seharusnya kamu merasa tersanjung karna aku datang jauh-jauh hanya untuk menemuimu, biasanyakan seorang fans yang melakukannya untuk idolanya.” Aldo berhenti berbicara ketika Alya menatapnya.
“Memangnya siapa yang nge-fans sama kamu? Aku juga tidak memintamu untuk datang menemuiku.”
“Ooo, jangan begitu, aku tahu kok sebenarnya kamu senang kan dengan kedatanganku yang tiba-tiba ini..”
“Oh baiklah Oppa yang tampan, terimakasih sudah mau datang jauh-jauh hanya untuk menemuiku, dan sekarang kamu boleh pulang kembali ke tempat asalmu.” Alya dengan senyum yang dipaksakannya segera mengambil buku dan alat tulisnya kemudian segera pergi. Senyum langsung mengembang di wajah Aldo ketika mendengar ucapan gadis yang entah sejak kapan menarik hatinya itu.
“Hey, tadi kamu bilang apa? Aku tampan? Ha-ha. Al, bisa kamu ucapkan sekali lagi?” Aldo segera menyusul sang gadis yang sudah berjalan cukup jauh di depannya.
“Aku tidak bilang apa-apa. Kamu salah dengar.” Ucap Alya yang berusaha menghindari tatapan sahabat kecilnya itu. Iapun mempercepat langkahnya.
“Oh ayolah jangan malu-malu seperti itu, Al, Alya..” Aldo segera mengejar langkah gadis itu dan berjalan didepannya, bahkan sekarang ia berjalan dengan langkah mundur agar bisa melihat wajah gadis yang tersipu-sipu itu. “Kamu sekarang mengakuikan kalau aku ini tampan, hm?” menggoda gadis ini adalah kebiasaan yang sangat ia sukai.
“Perhatikan langkahmu, Al, kamu bisa jatuh jika jalan seperti itu.” Senyum Aldo semakin mengembang ketika mendengar nada khawatir dari gadis yang keduanya pipinya sudah memerah. Sedangkan Alya yang melihat cengiran Aldo pun hanya bisa diam, merasa salah bicara.
“Baiklah, aku menuruti nasehatmu, Nek’ Al, ups-” Aldo pura-pura menutup mulutnya ketika Alya menatapnya tajam.
“Kamu bilang apa? Ish,” Mereka terus saja berkejaran hingga masuk ke dalam sebuah bangunan yang sudah membesarkan mereka sejak kecil hingga bisa menjadi orang yang sukses saat ini.
“Oh, itu dia Kak Al..” ucap salah satu anak yang sedang bermain di ruang tengah.
“Ka Al..”
“Ka Al..”
Aldo dan Alya yang mendengar suara yang memanggil mereka segera berhenti saling mengejar dan memeluk anak-anak itu. “Kami kangen Kak Al..” ucap mereka seraya memeluk Alya.
“Yak! Aku kan juga Kak Al, kenapa kalian tidak memelukku juga? Apa kalian tidak merindukan Kakak?” ucap Aldo sedikit kesal karena semuanya hanya memeluk Alya. Ya, hanya Alya.
“Tidak..” ucap anak-anak itu serempak.
“Yak!”
“Ahahaha, kalian semua manis sekali, kakak juga kangen kalian..” ucap Alya yang menertawakan tingkah adik-adik pantinya ini. Kemudian memeluk adik-adik pantinya dengan hangat.
Ya, ini adalah panti asuhan dimana Aldo dan Alya dibesarkan hingga menjadi seorang penyanyi dan penulis best seller. Aldo dan Alya masuk ke panti ini sejak usia mereka 6 tahun karena kedua orangtua mereka meninggal ketika kecelakaan mobil. Karena kecelakaan itu juga mereka berdua kehilangan ingatan masa kecil mereka hingga umur mereka enam tahun. Jadi kenangan yang mereka ingat dimulai dari pasca kecelakaan itu. Hingga saat ini belum ada yang mengingat kecelakaan tersebut meskipun enambelas tahun sudah terlewati.
Sekarang mereka berdua sudah menjadi orang yang sukses. Aldo menjadi salah satu anggota boyband terkenal di Korea, dan ia merupakan satu-satunya anggota yang berasal dari Indonesia di dalam grup tersebut. Yah, meskipun dia harus merelakan waktu berkumpul bersama keluarga di pantinya ini, tapi ia senang melakukannya demi keluarga tercintanya ini.
Sedangkan Alya, kini dia sudah menjadi penulis novel best seller. Buku yang dia tulis kini mencapai 20 judul yang mana keseluruhannya menjadi best seller ditiap peluncurannya. Bahkan dua judul novelnya telah diangkat menjadi sebuah film yang mampu meraup jutaan penonton dalam dua hari setelah perilisannya. Selain menjadi penulis terkenal yang mampu menghipnotis pembacanya, Alya juga menguasai 3 bahasa asing yakni Inggris, Korea, dan Jepang. Cita-citanya memang ingin mengunjungi ketiga negara tersebut, dan kini mimpinya itu terwujud. Karena novelnya menjadi best seller, kini ia bisa menjelajahi ketiga negara tersebut.
“Ada apa ini, kenapa kalian ribut sekali, hm?”
“Bunda..”
Anak-anak yang tadinya memeluk Alya kini berganti menjadi memeluk Bunda, Ibu sekaligus orang yang bertanggungjawab akan panti asuhan ini.
“Oh? Aldo? Kaukah itu?” ucap Bunda yang terkejut melihat Aldo berdiri tidak jauh di depannya. Anak-anak yang tadi memeluknya kini sudah melepaskan pelukkannya.


BERSAMBUNG~
Author:
Halo~ terimakasih sudah membaca ceritaku yang #entahlah hehe. Aku bingung mau nulis apa. 🙈 yang pasti aku butuh komentar kalian bagi readers yang gk sengaja baca ceritaku ini, hehe. Hitung-hitung beri tahu aku apa yang kurang dan apa yang lebih. Sekali lagi terimakasih sudah menyempatkan membaca ceritaku. Aku harap kalian semua menyukai nya.
-pwp-

Sabtu, 06 Desember 2014

Mengharapkan bintang yang tak pasti


MengharapkanBintang yang TakPasti

Titik-titik kecil bersinar terang
Memberikan secercah cahaya untuk sang malam
Meskipun sudah berusaha menyinari
Namun satu tempat itu tetap tak terganti
Menunggu pun tanpa pasti
Dan hanya menyisakan rindu menyayat hati

Pandegelang, Banten, 01 Agustus 2014

Pipin Widiyati Putri

Jumat, 05 Desember 2014

hanya namamu


Di kegelapan malam
Ku merenungkan dirimu
Kembali merenungkan dirimu
Hanya berteman dengan cahaya rembulan
Yang menyinari hatiku
         
Teringatku saat terakhir kali kita bertemu
          Sesungguhnya,
          Aku tidak ingin berpisah dengan mu
          Aku ingin tetap di sisimu
Kau adalah bintangku
Sampai kapan pun
Kau adalah bintangkku
Yang hanya menyinari hatiku
         
Meskipun rintangan datang silih berganti
          Yang membuatku ragu akan dirimu
          Tetapi aku berusaha tetap menyimpan nama mu
          Di hatiku

Aku Merindukanmu...

By; bintangsenja
–Pipin Widiyati Putri-

31/3/2014/23:04 wib

Kamis, 04 Desember 2014

when I miss you


When I Miss You

Ketika aku merindukan mu
Ketika aku benar-benar merindukanmu
Aku akan mengenangmu dan tersenyum membayangkannya
Bahkan ketika aku benar-benar merindukanmu
Aku akan mengenangmu bersama air mataku

Jakarta, 09 Juli 2014

Pipin Widiyati Putri

Rabu, 03 Desember 2014

Mengharapkan Sebuah Kesetiaan


Mengharapkan Sebuah Kesetiaan

Bagaikan langit malam
yang menaungi bulan dan bintang
Ia tak bisa memilih di antaranya
Karna keduanya memiliki arti di kehidupan
Namun ia berharap
Salah satu di antaranya akan tetap berada dalam jangkauannya
Entah itu sang bulan ataukah sang bintang
Karna ia hanya berharap sebuah kesetiaan

Jakarta, 29 Juni 2014

Pipin Widiyati Putri

Selasa, 02 Desember 2014

Sang Bulan




Wahai engkau sang bulan
Apakah engkau mengetahui sang bintang?
Ia yang telah menyinari malam sepi ini terlebih dahulu
Hanya satu yang ingin ku tahu
Akankah engkau juga seperti sang bintang?
Yang pergi begitu saja tanpa jejak
Ku harap tidak
Karna, siapa lagi yang akan menyinari gelapnya malam kalau engkau juga pergi?

Jakarta, 01 Juli 2014

Pipin Widiyati Putri 

Rabu, 19 November 2014



Judul               ; “HAPPY BIRTHDAY OPPA”
Author             ; Pipin Widiyati Putri (Ini ASLI karya ku lho...)
Cast                 ; -Leeteuk   a.k.a Park Jung Soo
                          -Lee Yun Ra   a.k.a. yeojachingu(pacar) Jung Soo
                          -Baek Eun Jo   a.k.a. Manager Jung Soo
Genre              ; Romance, Comedy, de el el
Rating             ; - 17 (dibawah 17 thn)
#project ultah Leeteuk Oppa..

~HAPPY READING.........  ^_^


  “Cut!!!” teriak sang sutradara untuk yang ke sekian kalinya. Jung Soo menghela napas panjang dan menghembuskannya kesal.
  “Yak! Jung Soo-ah! Apakah kau bisa berkonsentrasi sedikit saja. Kita sudah mengulang adegan ini hampir sepuluh kali, namun kau masih saja tidak bisa mengekspresikan adegan itu. Apa yang kau pikirkan, eoh?” teriak sutradara itu dari kursinya. Wajah Jung Soo terlihat semakin frustasi. Bagaimana mungkin ia bisa menghayati adegannya saat ini yaitu berciuman dengan seorang yeoja lain dengan beban pikiran yang membuatnya bisa gila ini. Ditambah lagi, yeojachingu nya saat ini sedang tidak mau berbicara dengannya entah karena apa.
  “Bisakah kita istirahat sebentar Hyung? Aku sungguh lelah,” ucapnya dengan nada lelah. Wajahnya juga terlihat semrawut. Entah kenapa hari ini ia benar-benar frustasi. Banyak sekali masalah yang timbul sejak pagi tadi.
 Diawali dengan foto dirinya bersama seorang yeoja yang tidak dikenalnya terpampang di seluruh sosial media, ditambah dengan komentar-komentar pedas dari para fans nya.  Kemudian dilanjut dengan kekasihnya yang tiba-tiba saja tidak mau menerima telepon darinya dan menon-aktifkan ponselnya. Tentu saja itu merupakan masalah yang membuat dirinya semakin frustasi. Dan, sekarang, sutradaranya ini ikut-ikutan membuat beban pikirannya bertambah, jelas saja ia tidak bisa berkonsentrasi pada adegan yang sedang ia mainkan.
  “Baiklah, kita istirahat sepuluh menit, setelah itu kita lanjutkan lagi syutingnya.” Seluruh kru dan pemain pun kembali ke tenda mereka, beristirahat, begitu juga dengan Jung Soo. Dihempaskannya tubuhnya ke kursi yang sudah disediakan oleh asistennya itu.
  “Apakah Yun Ra menelepon, Hyung?” tanyanya begitu sang manager mendekatinya dan memberikan ponselnya.
  “Tidak. Tidak ada telepon dari siapa pun tadi” ucap managernya itu. Jung Soo pun segera mencoba menghubungi ponsel kekasihnya lagi. Saat ini yang ia butuhkan adalah suara gadis itu, ia benar-benar tidak bertenaga bila sehari saja ia tidak mendengar suara gadis itu.
  “Aish, kenapa ponselnya masih belum aktif juga?” ucapnya frustasi dan menurunkan ponselnya dari telinganya. Ia mengusapkan kedua telapak tangan nya ke wajahnya dan mengacak-ngacak rambutnya. “Bisa gila aku,” gumamnya frustasi.
  “Setelah ini, kau ada jadwal syuting iklan produk makanan terbaru di Korea, jadi bertahanlah dan jangan membuat popularitas mu menurun. Aku tahu, sekarang kau benar-benar frustasi karena masalah foto mu di internet itu kan?” Jung Soo segera menatap managernya itu dengan tatapan bertanya.
  “Menurut mu, siapa yang menyebarkan gosip itu?” tanyanya. Eun Jo, sang manager hanya mengangkat kedua bahunya.
  “Entahlah. Mungkin ada orang yang tidak suka dengan popularitas mu saat ini, jadi dia ingin mencoba menjatuhkanmu.” ucap sang manager.
  “Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?! Aku tidak bisa seperti ini terus,! Aku tidak tahan jika Yun Ra tidak mau berbicara dengan ku.” Ucap Jung Soo kesal.
  “Baiklah, nanti akan aku pikirkan jalan keluarnya. Sekarang, kau selesaikan syutingmu dulu. Setelah ini, masih ada satu job syuting lagi yang harus kau kerjakan, baru setelah itu kita pikirkan solusinya.” Ucap sang manager memberi solusi. Jung Soo pun bangkit dari kursinya dengan lemas. Melanjutkan syuting yang tadi sempat tertunda. Aku harus bertahan, batinnya.
***
  “Cut!! Yak! Jung Soo-ah, kalau kau seperti ini terus kapan film ini akan selesai, eoh?” teriak sutradara itu menghampiri Jung Soo.
  “Mianhae Hyung, tapi menurutku, aku sudah melakukan yang terbaik. Apalagi yang salah?” tanya Jung Soo lelah. Sekarang ia benar-benar sudah lelah, ia tidak bisa lagi berteriak walaupun rasanya ingin sekali. Sepertinya sang sutradara itu mengerti keadaan Jung Soo saat ini, karena dia tiba-tiba menepuk bahu Jung Soo dan menjabat tangan kanannya.
  “Happy Birthday Jung Soo-ah...!!! Kau masuk ke dalam perangkap kami.. Ahahaha..”  Tiba-tiba saja seluruh kru dan juga pemain menghampirinya dengan membawa bedak dan menumpahkannya di atas kepala Jung Soo. Sontak dia gelagapan karena pemandangannya kabur dan matanya perih terkena bedak itu. Napasnya juga sesak karena bedak dimana-mana.
  “Happy Birthday Jung Soo-ah!!!!!” seru semuanya seraya menumpahkan bedak ke atas kepala Jung Soo, membuat rambut orang itu putih terkena bedak.
  “Yak!!! Jadi kalian semua ini dari tadi mengerjaiku, eoh?” ucap Jung Soo kesal seraya menggoyang-goyangkan kepalanya yang penuh dengan bedak, sementara semua nya tertawa. “Jadi, siapa dalang di balik ini semua, eoh?” Jung Soo menatap tajam managernya.
  “Baiklah-baiklah, aku mengaku. Aku dalang dari semua ini, mianhae..” ucap managernya itu dengan senyum meminta maaf.
  “Aish, jadi dari tadi tuh kau yang mengatur ini semua?! Jangan-jangan, yang membuat serta menyebarkan gosip itu, juga kau, Eun Jo?Mengakulah.” tuduh Jung Soo. Managernya itu segera mengangkat kedua tangan nya ke udara tanda tidak tahu apa-apa.
  “Kalau soal itu aku benar-benar tidak tahu apa-apa. Sungguh .” ucap managernya. Jung Soo sedikit menimbang-nimbang pengakuan managernya itu.
  “Lalu siapa lagi?” tanya Jung Soo masih tidak percaya.
  “Entahlah”

***

  “Nah, sekarang kau pakai kostum panda itu dan menari-nari untuk menarik para pengunjung agar datang ke kedai ini.” Perintah sang sutradara.

Apa? Pakai kostum seperti ini? Apa mereka tidak tahu kalau aku takut dengan badut, eoh? , batinnya.

 “Apa tidak ada kostum yang lain? Sebenarnya aku disini mendapat adegan seperti apa? Kenapa aku harus memakai kostum itu.” Tanya Jung Soo menunjuk kostum panda yang tergantung di dinding. Saat ini, ia sudah berada di tempat lokasi syuting yang berbeda. Sebenarnya ia sempat ragu dengan syuting yang satu ini. Menurut sang manager, disini ia akan mempromosikan produk makanan terbaru , tetapi, kenapa justru ia di suruh memakai kostum seperti ini? Kalau seperti ini, ia tidak akan di kenal oleh publik.
  “Memangnya kenapa? Ini memang sudah dari sananya, kau hanya tinggal mengikutinya saja. Sudah cepat pakai kostum itu.” Ucap sang sutradara tegas.
  “Aku tidak ingin memakainya.!” Ucap Jung Soo sedikit berteriak saat sang asisten membawakan kostum itu kepadanya. Eun Jo, sang manager pun mendekati nya, mencoba untuk membujuk artis asuhannya itu.
  “Apalagi?!” ucap Jung Soo ketus ketika sang manager mendekati dirinya.
  “Kalau kau seperti ini terus, kapan kau akan menyelesaikan masalahmu itu?” ucap sang manager.
  “Tapi aku tidak mau memakai kostum itu! Kau kan tahu aku tidak suka dengan badut.! Kenapa sekarang malah aku yang menjadi badut.! Aku tidak mau.!” Ucap Jung Soo merengek seperti anak berumur lima tahun.
  “Aish, kau ini. Berapa umur mu sekarang, eoh? Hanya karena kostum panda itu saja kau tidak mau syuting lagi? Sudah cepat pakai saja kostum itu, daripada sutradara itu mengamuk. Kau tidak tahu kan bagaimana wajahnya kalau ia sedang mengamuk? Lagian kostum itu tidak terlalu buruk. Panda kan lucu.” Sekarang managernya itu malah ikutan menyalahkan dirinya. Aish..
  “Baiklah, aku akan menuruti katamu. Tapi, berapa lama aku akan memakai kostum itu?” tanya nya dengan wajah cemberut.
  “Tidak akan lama. Kau hanya perlu membujuk pengunjung supaya datang ke kedai ini, setelah itu tugas mu selesai.” Ucap sang manager menjelaskan
  “Aish, memangnya tidak ada artis lain? Kenapa harus aku yang mendapat peran ini?” gerutunya dalam hati. Dengan enggan, Jung Soo pun memakai kostum panda itu dan segera mengambil posisi di depan kedai makanan itu.
  “Ingat ya, saat kau pakai kostum itu, kau jangan berbicara sedikit pun, Arra?” ucap sang sutradara dari kursinya.
“Ne Hyung,” teriak Jung Soo dari dalam kepala panda.

  Aku bersumpah, tidak akan melihat bayangan diriku di cermin dengan kostum ini, batinnya kesal.
                              
  “Yak!!! Bukankah sudah ku bilang jangan berbicara! Kau hanya perlu mengangguk saja.!” Teriak sutradara itu lagi geram.

  Omo!, ternyata benar apa yang dikatakan Eun Jo, dia benar-benar galak sekali, batinnya lagi. Sekarang dia hanya mengangguk untuk menyatakan kalau dirinya mengerti.
 
  “Bagus,! Sekarang kita mulai saja syuting nya,” semuanya pun bersiap, termasuk Jung Soo yang sudah memakai kostum panda itu.
  “Action.!”
 Jung Soo pun mulai menari-nari di depan kedai itu untuk menarik para pengunjung. Satu per satu para pengunjung pun mulai berdatangan ke kedai itu dan masuk ke dalamnya. Saat sedang menghayati tariannya, Jung Soo tidak sengaja menabrak seorang yeoja yang membuat yeoja itu terjatuh. Dengan maksud ingin meminta maaf, Jung Soo pun  membungkukkan badannya berulang-ulang.
 “Yak! Apa kau tidak lihat kalau ada orang di sampingmu, eoh? Dasar panda jelek.!” Caci yeoja itu. Dengan menahan kesal, Jung Soo pun membungkukkan dirinya lagi sebagai tanda permintaan maaf, karena dia sendiri tidak di perbolehkan untuk berbicara sedikit pun ketika memakai kostum panda jelek ini.

Kenapa dengan nasib ku hari ini, Tuhan.., batinnya kesal.
 
  “Sudah-sudah. Nona, maafkan panda kami itu ya, maklum lah, dia panda baru, jadi belum begitu pintar.” Ucap sang sutradara yang membuat darah nya semakin naik.

Apa dia bilang?! Panda baru? Belum pintar? Apa sutradara ini sudah bosan hidup? Ingin mati rupanya dia.! Aish.. , batinnya merenggut.
 
  “Oh panda baru, pantas saja. Lain kali kalau ingin cari pengganti panda tuh yang pintar sedikit dong.!” Caci yeoja itu lagi. Kali ini Jung Soo sudah benar-benar kehilangan kesabarannya. Dilepasnya kepala panda itu dengan kasar.
  “Yak!! Memangnya siapa kau ini, eoh? Bukankah tadi aku sudah meminta maaf dengan isyarat? Jadi, kau saja yang bodoh!” geram Jung Soo. Kalau saja orang yang di depannya ini bukan seorang yeoja, dia pasti sudah memberinya pelajaran.
  “Kalau begitu, kau tidak punya sopan santun! Kenapa kau harus memakai isyarat segala? Tidak bisakah kau meminta maaf dengan mulutmu, eoh?” ucap yeoja itu lagi dengan ketus.
  “Baiklah kalau itu yang kau inginkan!” ucap Jung Soo, kemudian kembali mengatur emosinya. “Maafkan aku karena tidak sengaja menabrakmu tadi,  Sudah?!” ucap Jung Soo dengan ketus seraya membungkukkan badannya lagi.
  “Apakah begitu jika seseorang meminta maaf? Kelihatanya seperti terpaksa,”

Aish, apa sih mau yeoja ini!! , batinnya. Jung Soo pun kembali mengatur emosinya dan membungkukkan badannya dengan sopan.
 
  “Aku benar-benar tidak sengaja menabrak mu, maafkan aku,” ucap Jung Soo sesopan mungkin.
 Tanpa berkata apa-apa lagi, yeoja itu segera pergi meninggalkan kedai dan juga Jung Soo yang berusaha menahan amarahnya.
  “Aku tidak ingin memakai kostum ini lagi!!” ucap Jung Soo kesal seraya membuang kepala panda itu dan segera pergi ke mobilnya. Eun Jo, sang manager pun bersusah payah untuk membujuk nya kembali. Namun, tidak ada hasil. Jung Soo mengunci dirinya di dalam mobil. Memasang earphone di telinganya dan menyibukkan dirinya dengan membaca majalah.
 Tidak lama kemudian, tiba-tiba saja Eun Jo, managernya itu mengetuk kaca mobilnya dengan cemas. Wajahnya juga terlihat sangat panik. Jung Soo pun  menghentikan aktivitasya dan menurunkan kaca mobilnya.
  “Ada apa?! Kenapa kau terlihat sangat panik?” tanya Jung Soo acuh tak acuh.
  “A anu.. Yun.. Ra..” ucap managernya terbata-bata. Mendengar nama itu, tiba-tiba saja tubuh Jung Soo serasa menegang.
 Dengan susah payah, managerya itu pun memberitahu kan informasi yang baru saja ia dapat. “Yun Ra.. Dia.. Dia kecelakaan,  dan, sekarang masih belum sadarkan diri di rumah sakit.!”
  “Apa.!!” Jung Soo bisa merasakan darahnya seakan-akan berhenti mengalir. Dengan sekali sentakan, ia membuka pintu mobilnya dan berjalan ke arah pengemudi. Tanpa mempedulikan sang manager  yang berteriak memanggil-manggil namanya itu, ia segera menginjak pedal gas kuat-kuat agar segera sampai ke rumah sakit tempat kekasihnya di rawat.
 Sesampainya di rumah sakit, ia segera menghampiri kamar tempat kekasihnya di rawat. Ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Tubuhnya seakan-akan lemas begitu melihat tubuh kekasihnya yang terbaring di ranjang tak sadarkan diri dengan perban di kepalanya dan selang pernapasan yang terpasang di wajahnya. Jung Soo berjalan menghampiri ranjang kekasihnya itu dan terduduk di kursi yang sudah di sediakan di samping ranjang itu.
  “Chagia,” panggilnya pelan seraya menggenggam telapak tangan kekasihnya yang tidak terpasang selang infus. “Maafkan aku chagia, tidak seharusnya aku mengabaikanmu dan tidak menjagamu, jeongmal mianhae..” ucapnya seraya mencium tangan gadis yang ada di dalam genggamannya itu.
  “Chagi, bangunlah.. Kumohon.. Bukalah matamu chagi..” pintanya pada gadis itu.
 Tanpa disadarinya, gadis yang sedang terbaring itu membuka matanya dan tersenyum, “Saengil chukha hamnida Oppa..” ucap gadis itu lembut. Sontak Jung Soo segera menatap gadis itu dan yang ditatap hanya tersenyum  manis.
  “Chagia, kau.. kau sudah sadar?” tanya Jung Soo lega. Ia masih belum menyadari semua ini rupanya. Namun tak berapa lama, EunJo, managernya bersama dengan sahabat-sahabat nya, masuk ke dalam kamar itu dengan membawa kue ulangtahun yang di atasnya terdapat lilin bertuliskan angka 30 yang menyala serta menyanyikan lagu selamat ulangtahun dalam bahasa korea.
  “A.. Apa-apaan ini?” tanya Jung Soo tidak mengerti dan segera bangun dari duduknya. Eun Jo, managernya itu menghampiri Yun Ra yang sudah duduk bersandar pada bantal dan memberikan kue ulangtahun yang di bawanya pada gadis itu. Sementara Jung Soo memperhatikan kedua orang itu bergantian dengan tatapan bertanya.
  “A..Apa maksudnya semua ini? Chagi,, kau tidak apa-apa?” tanya Jung Soo tidak mengerti dengan semua ini. Sementara gadis yang ditanya nya hanya tersenyum manis.
  “Aku baik-baik saja kok Oppa..,” ucap kekasihnya itu. “Happy Birthday Oppa.. Sekarang, pejamkan matamu dan minta satu permohonan, kemudian tiup lilinnya..” pinta gadis itu. Perlahan, Jung Soo menyadari semuanya.
 Jung Soo tersenyum pada gadis itu dan segera memejamkan matanya kemudian meniup liin itu, “Gomaweo chagia,” ucapnya seraya mencium kening kekasihnya itu dengan lembut. Tepuk tangan semua orang pun menggema memenuhi ruangan rawat itu.
***
 “Yak!! Chagia.! Ternyata kau dalang dibalik semua ini.!” Ucap Jung Soo dengan nada dibuat kesal. Gadis itu hanya tersenyum meminta maaf. Yun Ra baru saja  memberitahu kekasihnya itu, kalau semua ini adalah ulahnya. “Lalu, fotoku yang beredar di internet itu? Apa itu juga ulahmu chagi?”
 “Mianhae Oppa.. Tapi aku masih punya kejutan lagi untukmu, Oppa,” ucap gadis itu dan segera turun dari ranjang.
 “Chamkaman, kau, benar tidak apa-apa chagi?” tanya Jung Soo masih tidak percaya. Yun Ra tersenyum sebelum menjawab pertanyaan itu.
 “Ne Oppa, gwaenchana.” Dilihatnya wajah laki-laki itu yang masih tidak percaya, “Akan ku tunjukkan padamu kalau ini semua tidak benar,” Yun Ra segera mencabut selang infus yang tertempel di punggung telapak tangan kirinya itu, “Lihatkan? Ini hanya tertempel tidak benar-benar masuk ke dalam kulitkku,” ucapnya meyakinkan laki-laki itu.
 “Tapi, perban itu?” Jung Soo menunjuk perban yang melekat di kening kekasihnya itu, namun tidak sampai menyentuhnya.Yun Ra tersenyum, kemudian dengan perlahan ia melepas perban yang melekat di keningnya.
  “Ternyata yeojachinguku sangat berbakat dalam berakting” Jung Soo mencium kening kekasihnya itu dengan lembut.
  “Sekarang, aku akan membawamu ke suatu tempat, oppa. Kajja.” Yun Ra menarik lengan namjachingu nya itu, membawanya ke tempat mobil Jung Soo di pakirkan. Eun Jo, sang manager, hanya mengikuti kedua insan itu dari belakang.
   “Chamkaman oppa,” ucap Yun Ra tiba-tiba saat mereka ingin masuk ke dalam mobil.
 “Waeyo chagi?” tanya Jung Soo mengerutkan keningnya.
 “Sebelum kita ke tempat itu, aku mau kau memejamkan matamu Oppa. Tapi ingat, jangan mengintip ya..”
 Meskipun tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh yeoja chingunya itu, Jung Soo tetap menurut ketika kekasihnya menutup kedua matanya menggunakan sehelai kain panjang berwarna putih.
   “Nah, sekarang pegang tanganku, jangan sampai lepas ya. Kalau lepas, berarti aku juga akan hilang dari hatimu,” ucap Yun Ra bercanda. Jung Soo pun segera meraih telapak tangan kekasihnya itu dan menggenggamnya erat.
   “Aku tidak akan membiarkanmu pergi dari hatiku, chagia” Yun Ra tersenyum mendengarnya.
   “Baiklah, sekarang kajja kita pergi,” ucap Yun Ra dan segera menuntun kekasihnya itu masuk ke dalam mobil
   “Chamkaman, siapa yang akan menyetir mobilnya?” tanya Jung Soo
   “Tentu saja managermu yang baik hati dan bijaksana ini,” ucap Eun Jo membanggakan dirinya sendiri.
   “Kau! Pasti kau juga ikut berkomplot dengan Yun Ra saat ini, iya kan?” tuduh Jung Soo pada sang manager tanpa menatap wajah sang manager nya karena kedua matanya tertutup kain putih
   “Sudah-sudah. Oppa, kau jangan marah-marah terus seperti itu, nanti kau cepat tua lho..” ucap Yun Ra menggoda kekasihnya itu.
   “Tapi kau akan tetap mencintaiku kan chagi?” tanya Jung Soo pada kekasihnya sebelum mereka masuk ke dalam mobil.
   “Eum, tergantung jika tidak ada namja lain yang lebih tampan darimu oppa,” jawab kekasihnya itu bercanda.
   “Yak, Chagia! Awas saja kalau kau berani bermain di belakangku!” ucap Jung Soo kesal. Eun Jo, sang manager hanya tersenyum melihat tingkah sepasang kekasih itu.
   “Yun Ra-ah, kalau dia sudah tua, kau dengan ku saja. Meskipun umurku lebih tua satu tahun darinya, tapi aku masih tetap awet muda kan..” goda Eun Jo yang membuat Jung Soo semakin naik darah.
   “Yak, Hyung!”
Yun Ra hanya tersenyum.
   “Sudah-sudah. Oppa, sekarang kita segera masuk saja ke mobil dan segera berangkat.” Yun Ra pun menuntun Jung Soo masuk ke dalam mobil sedangkan Eun Jo sudah siap di kursi pengemudinya.
   “Chagi, sebenarnya kita akan pergi kemana?” tanya Jung Soo saat mereka dalam perjalanan.
   “Nanti juga kau akan tahu, Oppa” jawab Yun Ra singkat.
***
   “Nah, kita sudah sampai. Ayo, oppa, kita turun.” Yun Ra segera menuntun kekasihnya itu turun dari mobil. “Hati-hati dengan kepalamu oppa, nanti terbentur” ucapnya seraya menahan kepala laki-laki itu agar tidak terbentur pintu mobil.
 Samar-samar Jung Soo mendengar suara teriakan kecil dari orang-orang disekitarnya. Kenapa banyak sekali suara jeritan? Itu bukan seperti jeritan seseorang yang ketakutan, tetapi terdengar seperti jeritan orang yang senang bercampur takut, entahlah.
   “Chagi, kita dimana? Kenapa banyak sekali suara jeritan orang-orang?” tanya Jung Soo lagi. Yun Ra tidak menjawab.
 Saat ini, Yun Ra membawa kekasihnya ke tempat rekreasi, dimana terdapat banyak permainan yang menantang adrenalin. Ia tahu, Jung Soo, kekasihnya ini sangat tidak suka dengan ketinggian, jadi dia sengaja membawa kekasihnya ke salah satu wahana itu. Yun Ra menuntun kekasihnya menuju wahana rollercoaster. Semua pasang mata melihatnya dengan tatapan iri. Beberapa diantara mereka, ada yang teriak memanggil Jung Soo dengan histeris. Eun Jo, sang manager pun kewalahan untuk mengatur mereka semua.
   “Oppaa~ Jung Soo Oppaaa..” teriak salah satu fans yang ternyata seorang yeoja. Eun Jo, berusaha mencegahnya agar tidak mendekati artis asuhannya itu.
   “Chagi, sebenarnya kita ada dimana sekarang? Kenapa banyak sekali yang teriak histeris memanggil namaku?” tanya Jung Soo semakin penasaran.
   “Sebentar lagi kau juga akan tahu oppa” jawab kekasihnya singkat.
***
 Yun Ra mendudukkan Jung Soo di tempat paling depan wahana tersebut , “Aku akan membuka penutup matamu oppa” ucap nya dan segera melepas tangannya dari genggaman kekasihnya itu, namun Jung Soo tidak melepasnya juga.
   “Aish, oppa, kalau kau terus menggenggam tanganku, bagaimana bisa aku membuka penutup matamu itu.” Ucapnya
   “Bukankah kau sendiri yang bilang tadi, kalau aku sampai melepaskan tanganmu, berarti kau juga akan lepas dari hatiku. Jadi, aku tidak ingin hal itu terjadi.” Ucap Jung Soo
   “Aish, aku tadi hanya bercanda oppa.”
   “Benarkah?”
   “Ne,”
   “Baiklah,” Jung Soo pun melepaskan tangan gadis itu dan membiarkan gadis itu membuka penutup matanya
   “Kejutan!!!!” seru kekasihnya itu.
***
 Hal pertama yang ia lihat saat membuka matanya adalah pemandangan di depannya  yang sudah lama tidak di lihatnya. Tempat apa ini? Dimana aku? Dia baru menyadari kalau dirinya sedang berada di wahana rollercoaster saat sang penjaga mengumumkan kalau wahana itu akan segera dimulai. Perlahan, pengaman yang ada di setiap bangku penumpang, turun secara otomatis dan wahana itu pun berjalan perlahan-lahan meninggalkan stasiun yang berada di ketinggian. Jung Soo segera mencengkeram kuat pegangan yang ada di hadapannya itu dan menutup matanya rapat-rapat. Ia tidak berani melihat kedepan.
   “Oppa, pegang lah yang erat ya.. cepatlah kembali, aku menunggumu” ucap Yun Ra sedikit berteriak saat wahana itu mulai meluncur kebawah dengan kecepatan yang tinggi. Ada sedikit rasa khawatir terhadap kekasihnya itu. Sebenarnya ia sendiri juga tidak tega melihat kekasihnya ketakutan seperti  itu. Ini semua karena ide dari manager Jung Soo, Baek Eun Jo. Dia bilang, dengan begini Jung Soo akan berhenti ketakutan dengan hal-hal yang aneh.

#flashback
   “Tapi, bagaimana jika terjadi sesuatu dengannya? Aku tidak ingin itu terjadi,” tanya ku cemas
   “Tidak akan terjadi sesuatu, percayalah. Mana mungkin Jung Soo akan pingsan jika bertemu dengan badut? Tidak kan?” jawab Eun Jo meyakinkan
   “Tapi tetap saja kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti, aku tidak ingin Jung Soo oppa kenapa-kenapa,” ucapku bertambah cemas
   “Percayalah, Jung Soo akan baik-baik saja” ucapnya lagi
   “Tapi, kalau terjadi sesuatu dengan Jung Soo oppa, kau yang bertanggung jawab ya oppa.!”  Pintaku
   “Pasti! Aku akan bertanggung jawab. Baiklah, kita jalankan misi kita ini. Tenang saja, semuanya pasti akan berjalan lancar.” Ucapnya menenangkanku seraya menepuk bahuku pelan.
   “Baiklah,” ucapku akhirnya. Sebenarnya aku tidak ingin melakukan ini, aku khawatir dengan Jung Soo oppa.
#flashback end
***
 Saat wahana rollercoaster itu kembali ke stasiun, kulihat wajah Jung Soo oppa yang memucat, segera kuhampirinya dan membantunya turun dari wahana itu.
   “Oppa, gwaenchannayo?” tanyaku khawatir. Tubuhnya gemetar dan juga dingin. Aigoo..
 Eun Jo, sang manager pun segera menghampiri kami dan membantu memapah Jung Soo yang kesulitan untuk berjalan.
   “Jung Soo-ah, gwaenchannayo?” tanyanya ikut cemas melihat Jung Soo lemas seperti ini. Segera kududukan Jung Soo dibangku panjang yang ada disana.
   “Oppa, mianhe..” ucapku merasa bersalah dan menggenggam kedua tangannya. Telapak tangannya masih terasa dingin dan bergetar.
   “Apa kita ke rumah sakit saja?” tanya Eun Jo yang disetujuiku. Namun saat kami memapahnya ingin membawanya ke mobil, dia mengelak.
   “Aku baik-baik saja, kita tidak usah ke rumah sakit.” Ucapnya lemas.
   “Tapi, oppa..” dia memandangku dan tersenyum lemas, wajahnya masih terlihat pucat.
   “Kau tidak perlu khawatir chagi, aku baik-baik saja, yang penting sekarang ada kamu disisiku” ucapnya lemas. Segera ku dudukkan lagi dia di bangku panjang.
   “Aku akan membeli minum sebentar, kalian tunggu disini saja” ucap Eun Jo yang segera pergi meninggalkan kami berdua. Kududukan diriku disisinya.
   “Oppa,..” ucapku pelan, menundukkan wajahku. Aku merasa dia menoleh kearahku dan menatap wajahku.
   “Ne chagia,” ucapnya. Suaranya masih terdengar lemas.  
   “Mianhae oppa..” ucapku pelan dan semakin menundukkan kepalaku. Kini mataku kabur karena dipenuhi air mata yang sudah ingin merebak keluar.
   “Kau tidak salah, chagi” ucapnya pelan. Kutarik nafasku dalam-dalam dan menatap wajahnya.
   “Aku sudah berlebihan membuatmu seperti ini oppa, mianhae.. Seharusnya aku tidak menuruti apa kata Eun Jo oppa, aku menyesal..” ucapku kemudian menundukkan wajahku.
***
 Digenggamnya tangan gadis yang sedang duduk di sebelahnya itu dengan lembut, “Kau tidak usah khawatir chagi, aku baik-baik saja, sungguh.” Ucapnya meyakinkan gadis itu.
   “Aku memang sedikit shock ketika wahana itu mulai berjalan, namun, percayalah, aku tidak apa-apa, kau jangan khawatir, ini  bukan salahmu” ucap JungSoo. Tepat pada saat itu, Eun Jo datang dengan membawa tiga kaleng minuman ringan.
   “Kau sudah baikan Jung Soo-ah?” tanya sang manager. Jung Soo segera menatap wajah managernya itu dengan tajam.
   “Jadi semua ini adalah idemu, eoh? Dasar kau,,..” ucap Jung Soo kesal seraya menerima dua kaleng darinya dan memberikannya satu kepada kekasihnya, “minumlah chagi,” wanita itu pun mengambil minuman kaleng yang diberikannya.
   “Yak, Hyung, lihatlah! Karena mu, Yun Ra jadi merasa bersalah kepadaku seperti ini, padahal kan kau yang memaksanya untuk melakukan ini semua. ”
 Eun Jo yang tak tahu apa yang sedang dibicarakan pun bingung dengan perubahan sikap Jung Soo yang tiba-tiba marah padanya.
   “Oppa,, jangan marah-marah seperti itu, aku malah merasa semakin bersalah kalau begini,” ucap Yun Ra menengahkan kedua laki-laki itu sebelum benar-benar rumit. Jung Soo segera meraih tangan kekasihnya itu dan menariknya ke dalam pelukannya.
   “Jangan merasa bersalah seperti ini, chagi. Aku justru sangat berterimakasih dengan semua kejutan yang kau berikan padaku ini. Gomaweo..” Jung Soo melepaskan pelukannya dan tersenyum ke arah gadis itu.   
   “Bagaimana kalau sekarang kita mencoba semua wahana yang ada disini bersama-sama? Kau mau kan?” tanya Jung Soo pada kekasihnya.
   “Tapi, oppa,, apa kau yakin? Bagaimana kalau kita sekarang pulang saja, biar oppa bisa istirahat” usul Yun Ra.
   “Tapi aku ingin bersenang-senang dengan mu chagi,. Kebetulan kan kita sudah berada disini, setelah itu baru kita pulang, ya..” pintanya dengan memasang wajah aegyo.
   “Baiklah, tapi hanya beberapa wahana lagi saja ya oppa.. Soalnya aku tidak mau kalau oppa nanti kelelahan dan jadi sakit.” Jung Soo segera menggenggam tangan kekasihnya itu dan tersenyum manis.
   “Ne chagia,”
***
   “Apa kau lelah, oppa?” tanya Yun Ra ketika mereka di dalam mobil sedang dalam perjalanan pulang dari tempat rekreasi tersebut.
   “Eum, sedikit. Tapi, karena ada kamu di sisiku saat ini, semua rasa lelahku seakan-akan lenyap. Apa kau tahu chagi, saat kau tidak mau bertemu denganku dan me-non-aktifkan ponselmu, aku benar-benar sudah seperti hidup tak bernyawa”
   “Mianhae,” ucap gadis itu singkat. Jung Soo menggenggam tangan kanan gadis yang duduk di sebelahnya itu dan tersenyum.
   “Berjanjilah padaku, jangan lakukan itu lagi. Aku benar-benar tidak sanggup menghadapinya. Lebih baik, kamu kirimkan ratusan badut padaku daripada aku tidak bisa bertemu dengan mu satu hari.”
 Jung Soo mendekatkan wajahnya ke wajah gadis itu dan gadis itu hanya menutup kedua matanya. Saat bibir mereka sudah hampir bersentuhan, tiba-tiba Eun Jo, sang manager itu bergumam membuat sepasang kekasih itu terkejut.
   “Aish,, kalian sudah seperti sepasang pengantin baru saja,. Tidak peduli dimana dan bagaimana situasi, kalian tetap saja mencuri kesempatan,” oceh Eun Jo.
   “Yak, Hyung!! Kau mengganggu kami saja,” ucap Jung Soo kesal.
   “oppa,” ucap Yun Ra menengahkan
   “Hey, makanya cepatlah kalian menikah agar bisa lebih leluasa lagi,” ucap Eun Jo asal
   “Jangan dengarkan dia chagi, dia memang suka ikut campur.” Eun Jo yang mendengarnya hanya mendengus kesal.
   “Em, bagaimana kalau malam ini kita makan malam diluar, kau mau kan?” tanya Jung Soo merubah topik pembicaraan. Yun Ra menatap wajah kekasihnya itu dalam-dalam.
   “Kau tidak lelah oppa?” tanya Yun Ra pada kekasihnya itu. Dia menatap kekasihnya dalam-dalam.
   “Ani. Aku tidak ingin melewati hari spesialku dengan sia-sia, jadi kau mau kan?”tanya Jung Soo lagi.
   “Baiklah,” ucap Yun Ra mengangguk.
   “Ok. Nanti oppa akan menjemputmu” Jung Soo kembali menggenggam tangan gadis disampingnya itu dan tersenyum.
***
 Tett Tettt.. (Bunyi bel ceritanya,)
 Jung Soo terkejut ketika seorang yeoja membukakan pintu untuknya. Yeoja itu mengenakan dress selutut berwarna putih yang membuatnya terlihat seperti seorang bidadari.
   “Apakah itu kau chagi?” tanya Jung Soo terpana. Yun Ra tidak menjawab.
   “Neomu yeppo” gumam Jung Soo yang melihat kekasihnya dari kepala hingga kaki.
   “Oppa,”  Yun Ra mengibaskan tangannya ke depan wajah laki-laki itu.
   “Oh, ne” ucap Jung Soo seakan baru tersadar. “Kita berangkat sekarang?” tanyanya
   “Ne, kajja.” Yun Ra segera mengaitkan tangannya ke lengan Jung Soo dan berjalan ke tempat dimana mobil Jung Soo di parkirkan.
   “Silahkan, my sweety girl ucap Jung Soo membukakan pintu mobil di sebelah pengemudi seraya tersenyum manis.
   Yun Ra membalas senyuman itu dan segera masuk ke dalam, “Gomaweo..”
***
 Sesampainya di restoran, para pelayan segera mengantar mereka berdua ke meja yang  sudah di pesan Jung Soo sebelumnya. Restoran itu terlihat sepi dan mewah, hanya ada mereka berdua sebagai tamu malam ini dan beberapa pelayan yang melayani mereka. Di depan meja mereka ada seseorang yang sedang bermain piano dengan sangat indah. Nada-nada piano itu mengalun dengan merdu memenuhi ruangan yang di dominasi dengan hiasan emas dan perak ini.
   “Oppa, kenapa hanya kita saja tamunya?” tanya Yun Ra ketika mereka sudah duduk di kursi mereka. Jung Soo hanya tersenyum.
   “Selesai makan, aku akan tunjukkan sesuatu padamu chagi,” ucap Jung Soo sebelum mereka memakan hidangan yang telah di antar.
 Selesai makan, Jung Soo segera berdiri dari duduknya dan menghampiri seseorang yang sedag bermain piano itu. Sang pianis pun mempersilakan Jung Soo untuk bermain pianonya.
   “Lagu ini, aku persembahkan khusus untuk yeojachingu ku tercinta. Ini adalah ungkapan perasaanku yang ingin ku ucapkan padanya sudah sejak lama”  Yun Ra terdiam mendengar ucapan namjachingunya itu. Ia tersenyum saat Jung Soo mulai memainkan jari-jemarinya di atas tuts-tuts piano itu. Nada-nada itu mengalun pelan dan lembut. Tanpa disadarinya, airmatanya jatuh membasahi pipinya. Apa namjachingunya saat ini sedang melamarnya?
***
 Jung Soo bangun dari kursi pianonya dan menghampiri yeojachingunya di meja mereka.
   “Kenapa kau menangis?” tanyanya lembut seraya menghapus airmata yang membasahi pipi gadis itu. Yun Ra tidak bisa berkata apa-apa lagi, semuanya bercampur jadi satu di hatinya.
 Jung Soo menggenggam kedua tangan kekasihnya itu dan berlutut di hadapan kekasihnya, “Lee Yun Ra, would you marry me?” tanya Jung Soo lembut. Senyumnya mengembang ketika sang gadis menganggukkan kepalanya tanda ia setuju. Tanpa disangka, datanglah Eun Jo, managernya, bersama semua rekan kerja Jung Soo dan menyemprotkan kepala laki-laki itu dengan Wipe Topping yang membuat kepala laki-laki itu lengket terkena Wipe Topping.
   “Happy Birthday Jung Soo-ah!!!!” seru semuanya seraya menyemprotkan Wipe Topping ke atas kepala laki-laki itu.
   “A.. Apa-apaan ini? Kalian? Kenapa kalian semua bisa ada disini?” tanya Jung Soo gelagapan karena pandangannya tertutup Wipe Topping. Jung Soo segera berdiri dan menyingkirkan Wipe Topping yang menutupi wajahnya.
   “Mianhae oppa.. Mereka semua datang karena aku yang minta.” Jung Soo segera menatap kekasihnya itu. “Aku kira semuanya tidak akan seperti ini. Aku tidak menyangka kalau oppa akan melamarku disini,  mianhae..” lanjut Yun Ra menundukkan kepalanya.
   “Chagia, tidak apa-apa, justru mereka semua sangat membantu ku untuk memeriahkan acaraku ini” Yun Ra mengangkat wajahnya dan menatap Jung Soo. Jung Soo segera menarik tangan gadis itu ke dalam pelukannya namun tidak disangka, gadis itu mengelaknya.
   “Wae?” tanya Jung Soo tidak mengerti.
   “Badan mu kotor sekali oppa, aku tidak ingin dipeluk olehmu” ucap Yun Ra yang membuat wajah Jung Soo berubah.
   “Yak! Chagi,!” Namun tidak disangkanya, gadis itu tersenyum dan langsung memeluk dirinya.
   “Saranghae oppa..”
   “Nado saranghae chagi,”
   “Yak! Jung Soo-ah, apa kau sudah melamar Yun Ra-ah? Jadi, sebentar lagi kalian akan menikah?” tanya Eun Jo, sang manager. Jung Soo pun segera melepaskan pelukannya dan menggenggam tangan gadis itu.
   “Ne, Hyung, kami akan segera menikah dalam waktu dekat ini.”
   “Jinja? Wah.. Chukhae...” semuanya pun kembali menyemprotkan Wipe Topping ke sepasang kekasih yang sedang berbahagia itu.
***END***