*A_A*
Di sebuah taman tidak jauh dari bangunan tua bercat putih terlihat seorang gadis cantik berkulit seputih susu sedang duduk di bawah sebatang pohon rindang dengan santainya. Ia sedang asyik menulis di buku kumpulan cerpennya, bahkan saking seriusnya menulis, ia tidak sadar akan kehadiran seorang laki-laki seumurannya yang sudah berdiri di belakangnya.
“Dor!” dengan sengaja laki-laki itu menepuk pundak sang gadis tiba-tiba, mengagetinya. Dan benar saja, sang gadis berteriak kaget dan buku yang sedang ditulisnya jatuh terlempar tanpa sengaja.
“Astaga! Aldo!” Dengan kesal gadis cantik itu memukul serta mencubit lengan, pundak bahkan sampai wajah sang lelaki berkali-kali.
“Ahaha, aw, aw, ampun..”
“Kamu tuh suka banget ya liat aku kaget.”
“Aw, iya iya maaf.. Udah dong jangan dipukul lagi, nanti wajah tampanku jadi babak belur.” Aldo segera menggenggam kedua tangan gadis yang memukulnya itu.
“Ish..”
“Jangan cemberut gitu dong,”
“Lepasin tangan aku! Kamu nyebelin!” Alya, nama sang gadis yang memukul Aldo itu kembali duduk dan mengambil bukunya yang sempat terlempar tidak jauh dari duduknya.
“Udah dong ngambeknya, kamu gak kangen sama aku, hm? Seharusnya kamu merasa tersanjung karna aku datang jauh-jauh hanya untuk menemuimu, biasanyakan seorang fans yang melakukannya untuk idolanya.” Aldo berhenti berbicara ketika Alya menatapnya.
“Memangnya siapa yang nge-fans sama kamu? Aku juga tidak memintamu untuk datang menemuiku.”
“Ooo, jangan begitu, aku tahu kok sebenarnya kamu senang kan dengan kedatanganku yang tiba-tiba ini..”
“Oh baiklah Oppa yang tampan, terimakasih sudah mau datang jauh-jauh hanya untuk menemuiku, dan sekarang kamu boleh pulang kembali ke tempat asalmu.” Alya dengan senyum yang dipaksakannya segera mengambil buku dan alat tulisnya kemudian segera pergi. Senyum langsung mengembang di wajah Aldo ketika mendengar ucapan gadis yang entah sejak kapan menarik hatinya itu.
“Hey, tadi kamu bilang apa? Aku tampan? Ha-ha. Al, bisa kamu ucapkan sekali lagi?” Aldo segera menyusul sang gadis yang sudah berjalan cukup jauh di depannya.
“Aku tidak bilang apa-apa. Kamu salah dengar.” Ucap Alya yang berusaha menghindari tatapan sahabat kecilnya itu. Iapun mempercepat langkahnya.
“Oh ayolah jangan malu-malu seperti itu, Al, Alya..” Aldo segera mengejar langkah gadis itu dan berjalan didepannya, bahkan sekarang ia berjalan dengan langkah mundur agar bisa melihat wajah gadis yang tersipu-sipu itu. “Kamu sekarang mengakuikan kalau aku ini tampan, hm?” menggoda gadis ini adalah kebiasaan yang sangat ia sukai.
“Perhatikan langkahmu, Al, kamu bisa jatuh jika jalan seperti itu.” Senyum Aldo semakin mengembang ketika mendengar nada khawatir dari gadis yang keduanya pipinya sudah memerah. Sedangkan Alya yang melihat cengiran Aldo pun hanya bisa diam, merasa salah bicara.
“Baiklah, aku menuruti nasehatmu, Nek’ Al, ups-” Aldo pura-pura menutup mulutnya ketika Alya menatapnya tajam.
“Kamu bilang apa? Ish,” Mereka terus saja berkejaran hingga masuk ke dalam sebuah bangunan yang sudah membesarkan mereka sejak kecil hingga bisa menjadi orang yang sukses saat ini.
“Oh, itu dia Kak Al..” ucap salah satu anak yang sedang bermain di ruang tengah.
“Ka Al..”
“Ka Al..”
Aldo dan Alya yang mendengar suara yang memanggil mereka segera berhenti saling mengejar dan memeluk anak-anak itu. “Kami kangen Kak Al..” ucap mereka seraya memeluk Alya.
“Yak! Aku kan juga Kak Al, kenapa kalian tidak memelukku juga? Apa kalian tidak merindukan Kakak?” ucap Aldo sedikit kesal karena semuanya hanya memeluk Alya. Ya, hanya Alya.
“Tidak..” ucap anak-anak itu serempak.
“Yak!”
“Ahahaha, kalian semua manis sekali, kakak juga kangen kalian..” ucap Alya yang menertawakan tingkah adik-adik pantinya ini. Kemudian memeluk adik-adik pantinya dengan hangat.
Ya, ini adalah panti asuhan dimana Aldo dan Alya dibesarkan hingga menjadi seorang penyanyi dan penulis best seller. Aldo dan Alya masuk ke panti ini sejak usia mereka 6 tahun karena kedua orangtua mereka meninggal ketika kecelakaan mobil. Karena kecelakaan itu juga mereka berdua kehilangan ingatan masa kecil mereka hingga umur mereka enam tahun. Jadi kenangan yang mereka ingat dimulai dari pasca kecelakaan itu. Hingga saat ini belum ada yang mengingat kecelakaan tersebut meskipun enambelas tahun sudah terlewati.
Sekarang mereka berdua sudah menjadi orang yang sukses. Aldo menjadi salah satu anggota boyband terkenal di Korea, dan ia merupakan satu-satunya anggota yang berasal dari Indonesia di dalam grup tersebut. Yah, meskipun dia harus merelakan waktu berkumpul bersama keluarga di pantinya ini, tapi ia senang melakukannya demi keluarga tercintanya ini.
Sedangkan Alya, kini dia sudah menjadi penulis novel best seller. Buku yang dia tulis kini mencapai 20 judul yang mana keseluruhannya menjadi best seller ditiap peluncurannya. Bahkan dua judul novelnya telah diangkat menjadi sebuah film yang mampu meraup jutaan penonton dalam dua hari setelah perilisannya. Selain menjadi penulis terkenal yang mampu menghipnotis pembacanya, Alya juga menguasai 3 bahasa asing yakni Inggris, Korea, dan Jepang. Cita-citanya memang ingin mengunjungi ketiga negara tersebut, dan kini mimpinya itu terwujud. Karena novelnya menjadi best seller, kini ia bisa menjelajahi ketiga negara tersebut.
“Ada apa ini, kenapa kalian ribut sekali, hm?”
“Bunda..”
Anak-anak yang tadinya memeluk Alya kini berganti menjadi memeluk Bunda, Ibu sekaligus orang yang bertanggungjawab akan panti asuhan ini.
“Oh? Aldo? Kaukah itu?” ucap Bunda yang terkejut melihat Aldo berdiri tidak jauh di depannya. Anak-anak yang tadi memeluknya kini sudah melepaskan pelukkannya.
BERSAMBUNG~
Author:
Halo~ terimakasih sudah membaca ceritaku yang #entahlah hehe. Aku bingung mau nulis apa. 🙈 yang pasti aku butuh komentar kalian bagi readers yang gk sengaja baca ceritaku ini, hehe. Hitung-hitung beri tahu aku apa yang kurang dan apa yang lebih. Sekali lagi terimakasih sudah menyempatkan membaca ceritaku. Aku harap kalian semua menyukai nya.
-pwp-